KONSEP SAINS MODERN DAN ISLAM TENTANG
PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“IAD, ISD dan IBD”
Oleh
:
Moh. Sofyan
Syauqi (D01211062)
Muhammad Badruttamam (D01211061)
Lifatul Jannah (D01211058)
Karina
Dewi Retno Kumala (D01211057)
Dosen
Pembimbing:
Drs. Sutikno, M.Pd.I
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka
penyelenggraan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk memenuhi tuntutan masyarakat
dan Negara, maka diselenggarakan program-program pendidikan umum. Dengan tidak
mengurangi makna penting tugas (Dharma) yang kesatu dan kedua yaitu pendidikan
dan pengajaran serta penelitian, yang langsung berhubungan dengan masyarakat
adalah dharma yang ketiga, pengabdian kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan
banhwa perguruan tinggi (mahasisiwa)harus mempunyai hubungan yang erat dengan
masyarakat. Hubungan ini meliputi semua manifestasinya.
Oleh karena
itu, perlu mempersiapkan mahasiswanya sedini mungkin guna menghadapi realitas
tersebut dan agar terciptanya sosok mahasiswa yang cerdik lagi kritis
ditengah-tengah masyarakat.
Memang disadari
Ilmu Alam Dasar, Ilmu Budaya Dasar, dan Ilmu Sosial Dasar dianggap sangat perlu
sekali dipelajari oleh Mahasiswa. Karena dengan penguasaan dari ilmu-ilmu
tersebut diharapkan Mahasiswa mempunyai sikap kritis terhadap gejala-gejala
essensial alam, dan mempunyai sifat yang kritis terhadap dinamika-dinamika social
dan budaya.
Dalam
kesempatan makalah kami ingin mengupas tentang konsep sains modern dan Islam
tentang proses terbntuknya alam semesta dan penghuninya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Terbentuknya Alam Semesta
Berdasarkan Sains Modern dan Islam?
2. Bagaimana Asal Usul Kehidupan di Bumi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Proses Terbentuknya Alam Semesta Berdasarkan Sains Modern dan Islam
Banyak para Ilmuwan yang mengeluarkan
teori-teorinya dalam proses terbentuknya alam semesta ini, diantaranya adalah :
1. Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini
berlandaskan pikiran bahwa ada suatu siklus dan alam semesta, yaitu “masa
ekspansi” dan “masa kontraksi” diduga bahwa siklus ini berlangsung
dalam waktu 30.000 juta tahun.
2. Teori Steady State
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta
dimanapun selalu sama. Alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah
lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama. Dalam teori ini dinyatakan
bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk, tumbuh dan menjadi tua akhirnya mati.[1]
3. Teori Big Bang
(Ledakan)
Teori ini dikembangkan oleh George
Lemaitre,[2] teori
ini menyatakan bahwa adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis
yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat.
Massa tersebut mengembang dengan cepat menjahui pusat ledakan.
Dari beberapa teori modern tentang
proses terbentuknya alam semesta diatas, juga tak sedikit ayat-ayat al-quran
yang menjelaskan tentang proses terjadinya alam semesta. Diantaranya adalah :
1.
Surat
Fushshilat ayat 9-12, menyajikan urutan
pengerjaan bagaimana
penciptaan alam semesta yang dilakukan Allah:
·
Pertama,(41:9)
Bumi di ciptakan dalam dua masa
·
Kedua,
(41:10) Segala isi Bumi diciptakan total dalam empat masa
·
Ketiga,
(41:11) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya
menjawab: “Kami datang dengan suka hati.” Surat diatas jelas menunjukan bahwa
kedudukan Bumi dan Langit adalah sederajat, bumi bukan bagian dari langit. Bumi
diciptakan terlebih dahulu, diselesaikan baru kemudian Allah menyelesaikan
Langit dan itu dibuktikan di ayat selanjutnya
·
Keempat,
(41:12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada
tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
2.
Juga digambarkan dalam Al Qur’an pada ayat berikut: “Dialah
pencipta langit dan bumi.” (QS: 6:101). Keterangan yang diberikan Al Qur’an
ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan
yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta
dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan
raksasa yang tejadi dalam sekejap.
Peristiwa ini, yang dikenal dengan “Big
Bang“, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu.
Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik
tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan
satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula
alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut
sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu
belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah
materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika
modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur’an 1.400 tahun lalu.
Sensor sangat peka pada satelit ruang
angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa
radiasi ledakan Big Bang. Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big
Bang, yang merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan
dari ketiadaan.[3]
3.
kutipkan dari
Dr. Maurice Buchaile tentang ayat-ayat penciptaan alam semesta di al-quran:
Berhadapan dengan ayat-ayat
al-quran tentang proses penciptaan alam semesta ada lima dasar yang menjadi landasan Qur-an untuk
menceritakan tentang penciptaan alam
:
·
Enam masa
daripada penciptaan langit-langit dan bumi, menurut Qur-an, meliputi
terbentuknya benda-benda samawi, terbentuknya bumi dan perkembangan bumi
sehingga dapat dihuni manusia. Untuk hal yang terakhir ini, Qur-an mengatakan,
segala sesuatu terjadi dalam empat waktu. Apakah empat waktu itu merupakan
zaman-zaman geologi dalam Sains modern, karena menurut Sains modern, manusia
timbul pada zaman geologi ke empat? Ini hanya suatu hipotesa; tetapi tak ada
jawaban terhadap soal ini. Tetapi perlu kita perhatikan bahwa untuk pembentukan
benda-benda samawi dan bumi sebagai yang diterangkan dalam ayat 9 sampai dengan
12, surat 4, diperlukan dua tahap. Sains memberi tahu kepada kita bahwa jika
kita mengambil contoh (satu-satunya contoh yang sudah mungkin diketahui)
daripada pembentukan matahari dan embel-embelnya, yakni bumi, prosesnya melalui
padatan (kondensasi) nebula (kelompok gas) dan perpecahannya. Ini adalah yang
dikatakan oleh Qur-an secara jelas dengan proses yang mula-mula berupa asap
samawi, kemudian menjadi kumpulan gas, kemudian berpecah. Di sini kita dapatkan
persatuan yang sempurna antara penjelasan Qur-an dan penjelasan Sains.
·
Sains telah
menunjukkan simultanitas antara dua kejadian pembentukan bintang (seperti
matahari) dan pembentukan satelit-satelitnya, atau salah satu satelitnya
(seperti bumi). Bukankah simultanitas ini telah nampak juga dalam teks Qur-an
seperti yang telah kita ketahui.
·
Nampak
persesuaian antara wujudnya asap pada permulaan terciptanya kosmos, yaitu asap
yang dipakai oleh Qur-an untuk menunjukkan gas yang banyak dalam materi yang
menjadi asal kosmos dan konsep Sains modern tentang nebula primitive (kelompok
gas asli).
·
Kegandaan
langit-langit yang diterangkan oleh Qur-an dengan simbul angka 7 yang sudah
kita fahami artinya telah dibenarkan oleh Sains modern dalam pernyataan
ahli-ahli astrofisika tentang sistem galaksi dan jumlahnya yang amat besar. Di
lain fihak wujudnya bumi-bumi yang mirip dengan bumi kita dari beberapa aspek
adalah suatu hal yang dapat kita fahami daripada teks Qur-an, tetapi sampai
sekarang Sains belum dapat membuktikannya. Bagaimanapun keadaannya, para
spesialis menganggap bahwa adanya bumi semacam itu sangat mungkin.
·
Adanya suatu
penciptaan pertengahan antara langit-langit dan bumi seperti yang dijelaskan
Qur-an dapat dimengerti dengan diketemukannya jembatan-jembatan materi yang
terdapat di luar sistim astronomik teratur.
Jika segala soal yang ditimbulkan oleh ayat-ayat Qur-an
sampai sekarang belum dapat diterangkan secara menyeluruh oleh ilmu
pengetahuan, sedikitnya tak terdapat pertentangan antara ayat-ayat Qur-an dan
pengetahuan modern tentang penciptaan kosmos.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan
berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar
bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini
belumlah terjadi sebelum abad ke-20
B. Asal Usul Kehidupan di Bumi
Asal Usul Kehidupan di Bumi menurut sains modern :
1. Teori Evolusi
Teori evolusi telah memberikan arti bahwa dunia
ini tidak statis akan tetapi selalu berubah. Orang yang mengemukakan teori
evolusi ini adalah Charles Darwin sebagaimana yang diyakini dalam dewasa ini.
Darwin muda sangat takjub dengan beragam spesies makhluk hidup terutama
jenis-jenis burung finch di kepulauan
Galapagos. Ia menyangka bahwa variasi paruh pada burung-burung tersebut akibat
adaptasi dari habitat. Ia menduga bahwa asal usul kehidupan dan sepesies
berdasarkan adaptasi terhadap lingkungan. Ia menyatakan spesies makhluk hidup
berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat
kondisi ingkungan. Darwin menamakan proses ini sebagai evolusi berdasarkan
seleksi alam dan mempublikasikan tulisannya dalam buku “the origin of species, by man of natural selection”.
Evolusionis
pertama yang meneliti asal usul kehidupan di abad kedua puluh adalah pakar
biologi Rusia, Alexander Oparin. Ia bertujuan menjelaskan bagaimana makhluk
bersel satu paling pertama, yang menurut teori evolusi dianggap sebagai nenek
moyang semua makhluk hidup, dapat terbentuk.
Pada
tahun 1930-an, Oparin merumuskan sejumlah teori untuk menerangkan bagaimana sel
paling pertama dapat muncul dari benda tak hidup melalui peristiwa alamiah
tanpa sengaja, atau secara kebetulan. Namun, usahanya berakhir dengan kegagalan
dan Oparin sendiri harus mengakui:
Sayangnya, asal-usul sel masih merupakan pertanyaan
yang ternyata menjadi bagian paling gelap dari keseluruhan teori evolusi.
(Alexander I. Oparin, Origin of Life, (1936) NewYork: Dover Publications, 1953
(Reprint), hlm.196.)
Para evolusionis setelah Oparin melakukan percobaan
untuk menemukan penjelasan evolusionis tentang asal-usul kehidupan. Yang
terkenal di antaranya dilakukan oleh ahli kimia Amerika, Stanley Miller, pada
tahun 1953. Miller berhasil mendapatkan sedikit senyawa organik sederhana
dengan mereaksikan gas-gas yang ia yakini terdapat pada atmosfer bumi purba.[4]
2. Teori Kant Laplace
Dialam raya
sudah ada alam yang telah berputar makin lama makin mendingin. Perputaran ini
mengakibatkan pendataran dibagian kutub-kutubnya dan menimbun materi dibagian
khatulistiwanya yang merupakan daerah paling tidak stabil sewaktu perputaran
semakin cepat, bagian tersebut akan terlepas materi dan massa asal. Kemudian
mengambil kondensasi akhirnya, menjadi padat berputar mengelilingi massa asal.
Maka asal tersebut menjadi matahari dan bagian terlepas setelah padat manjadi
planet.
- Teori Jean dan Jefreys
Bintang besar
yang jauh lebih besar dari matahari memiliki gaya tarik yang sangat kuat
terhadap matahari, akibatnya akan terjadi gelombang pasang pada permukaan
matahari yang menyerupai gunung yang sanat tinggi dan menyerupai lidah raksasa
yang berupa gas sangat panas selanjutnya mengalami pemadatan kemudian pecah
menjadi benda-benda tersendiri yang disebut planet.
2. Asal Usul Kehidupan di Bumi menurut Islam :
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu
astronomi masih terbelakang, al-Quran salah satu teori dalam Islam yang
menceritakan asal usul kehidupan di bumi, diantaranya adalah :
- “Bagaimana kamu ingkar pada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkanmu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan” (Q.S. al-Baqarah : 28 )
- “Wahai Manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamudari diri yang satu (Adam), dan Allah menciptakan pasangannya (Hawa), dan dari keduannya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak…” (Q.S. an-Nisa’ : 1)
Masih banyak lagi teori yang terdapat dalam al-Quran…
-
Q.S. al-Baqarah : 30, 164
-
Q.S. an-Nahl : 4, 70, 78
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
1. Dalam teori-teori yang telah kami
sebutkan, antara teori sains modern dan teori menurut Islam atas terbentuknya
alam semesta, tidak jauh beda antara keduanya.
Pertama teori sains modern, disitu dijelaskan bahwa terjadinya
alam semesta akibat ledakan yaitu adanya massa yang sangat besar dan
mempunyai massa jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian
meledak dengan hebat. Dari situlah alam semesta terbentuk.
Yang kedua teori menurut Islam, yang diambil dari ayat al-Quran. “Dialah pencipta langit dan bumi.”
(QS: 6:101). ). Keterangan yang diberikan Al Qur’an ini bersesuaian dengan
teori Big Bang yaitu Jagat raya
tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.
Namun, di al-Quran menjelaskan sangat rinci bagaimana Allah menciptakan alam
semesta ini.
2. Kesimpulan dari teori sains modern dan
teori Islam tentang asal usul kehidupan di bumi sangat berbeda.
Pertama teori sains modern menjelaskan bahwa, asal usul
kehidupan di bumi akibat evolusi, yaitu menyatakan spesies makhluk hidup
berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat
kondisi ingkungan. Dan menurut Darwin, bahwa nenk moyang manusia adalah Kera.
Kedua teori menurut
Islam yang diambil dari al-Quran, “Bagaimana kamu ingkar pada Allah,
padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkanmu, kemudian Dia mematikan
kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu
dikembalikan” (Q.S.
al-Baqarah : 28 )
Dan ayat “Wahai
Manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamudari diri yang
satu (Adam), dan Allah menciptakan pasangannya (Hawa), dan dari keduannya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak…” (Q.S. an-Nisa’ :
1)
[1]
Amalee, Irfan, Ensiklopedi Bocah Muslim
(Bandung:Mizan,2006)
[2]
Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar (Jakarta:Raja
GrafindoPersada 200)
[3] (Tulisan ini diambil dari karya-karya
Harun Yahya tentang Al-Quran dan Astronomi, sumber: harunyahya.com)
[4] http://thoharianwar.blogspot.com/2011/01/teori-asal-mula-kehidupan-di-bumi.html.
diakses tgl
08.10.2011
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking