Maandag 29 April 2013

Sejarah Pendidikan Islam: DINASTI UMAYYAH


DINASTI UMAYYAH
Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Sejarah Pendidikan Islam”









Oleh :
Muhammad Badruttamam                          (D01211061)
Moh. Fajar Husin                                          (C02209106)
Enik Nurfiyah                                                                      


Dosen Pembimbing:
Moh. Zaky Fuad, M.SI.


FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA

 
2011


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pada saat seluruh dunia Arab tenggelam dalam arus kebodohan, kedangkalan iman, jauh dari sinaran tauhid, dan keadaan sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama, masyarakat Arab sangat rapuh dan memperihatinkan, muncul seorang tokoh besar yang dikemudian hari akan menjadi sosok yang memiliki pengaruh dan dikagumi yang membawa ajaran baru seperti yang kita kenal hingga saat ini. Beliau adalah Rasulullah saw sebagai pembawa risalah Islam yang sampai saat ini masih eksis dan mendarah daging di sebagian besar masyarakat dunia.
Semenjak munculnya, ajaran Islam yang dibawa Rasulullah saw. telah banyak memberikan sumbangan kepada dunia Arab khususnya dan seluruh dunia pada umumnya, baik semenjak zaman Rasulullah saw sendiri hingga zaman modern saat ini. Dari sejak munculnya hingga saat ini banyak tokoh-tokoh dan ilmuan muslim yang lahir dan memberikan pengaruh besar terhadap khazanah keilmuan dan peradaban dunia, terlebih lagi ketika zaman keemasan Islam.
Saat ini banyak hal yang telah dapat dinikmati dan kita gunakan dari hasil pemikiran para tokoh-tokoh muslim terdahulu, baik di bidang kesehatan, politik, sosial, budaya, keilmuan dan lain sebagainya. Hasil pemikiran mereka tidak kalah dengan apa yang dihasilkan oleh para pemikir-pemikir barat, bahkan banyak ilmuan-ilmuan barat yang justru mengambil hasil fikiran para pemikir-pemikir muslim dan dianggap menjadi hasil produk pemikiran mereka.



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Asal Usul Dinasti Umayyah
Bani Umayyah (bahasa Arab: بنو أمية, Banu Umayyah) atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya; serta dari 756 sampai 1031 di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Muawiyah I.
Muawiyah I Ini adalah periode pemerintahan Islam di bawah kekuasaan Keluarga Umayah. Para ahli sejarah menunjuk kekuasaan ini berawal pada tahun 40 Hijriah atau 661 Masehi. Pendiri dinasti ini adalah Muawiyah anak Abu Sofyan. Abu Sofyan adalah pemimpin Mekah yang menentang Rasul. Ia masuk Islam setelah kota Mekah ditaklukkan oleh pasukan Islam dari Madinah.
Muawiyah semula adalah Gubernur Syria berkedudukan di Damaskus. Ia memberontak pada Khalifah Ali bin Abu Thalib, sampai Ali wafat dibunuh orang Khawarij. Pengikut Ali kemudian mengangkat Hasan -anak Ali-sebagai khalifah baru. Namun Hasan, yang tak ingin konflik, lalu mengikat perjanjian damai dengan Muawiyah. Jadilah Muawiyah penguasa tunggal masyarakat muslim waktu itu.
Muawiyah memindah ibukota negara dari Madinah ke Damaskus. Ia juga mengganti sistem pemerintahan. Hingga masa Ali, pemimpin negara berlaku sebagai seorang biasa. Tinggal di rumah sederhana, menjadi imam masjid, dan memenuhi kebutuhan sendiri secara biasa. Muawiyah meniru sistem kerajaan untuk dirinya. Ia hidup bagai raja -dalam benteng, bergelimang kemewahan, bepengawalan lengkap dengan kekuasaan mutlak. Untuk jabatannya, ia menyebut diri sebagai “khalifatullah” (“wakil” Allah di bumi) -istilah yang banyak dipakai para sultan kemudian.
Banyak yang diperbuat oleh Dinasti Umayah. Antara lain dengan membangun dinas pos -termasuk penyediaan kuda dan perlengkapannya. Mereka juga mengangkat Qadi atau hakim sebagai profesi. Khalifah Abdul Malik mencetak uang sendiri dengan menggunakan tulisan Arab sebagai pengganti uang Byzantium dan Persia. Administrasi pemerintahan dibenahi. Bahasa Arab ditetapkan sebagai bahasa resmi pemerintahan.
Langkah ini dilanjutkan oleh anak Abdul Malik, Walid (705-715 Masehi). Ia membangun panti-panti asuhan untuk orang-orang cacat. Pekerja untuk rumah-rumah tersebut dibayarnya sebagai pegawai. Walid juga membangun infrastruktur berupa jalan-jalan raya yang menghubungkan antar wilayah. Selain itu ia juga membangun gedung-gedung pemerintah, masjid-masjid, bahkan juga pabrik. Di masanya, masyarakat mencapai puncak kemakmurannya.[1]
B.  Sistem Pemerintahan
Pada masa Dinasti Bani Umayyah, selain ekspansi kekuasaan Islam juga timbul benih-benih kebudayaan dan peradaban Islam yang memberikan kredit terhadap kejayan Islam berikutnya :
1-   Khalifah
Khalifah-khalifah besar pada Dinasti Umayyah adalah Muawiyah ibn Abi Sufyan (661-680 M), Abd Malik al-Marwan (685-705 M), al-Walid ibn Abdul Malik (705-715 M), Umar bin Abdul al-Aziz (717-720 M) dan Hisyam ibn Abd al-Malik (724-742 M)

Memasuki masa kekuasaan Mu’awiyyah yang terjadi awal kekuasaan Umayyah. Pemerintahan yang bersifat demokratisberubah menjadi Monarchiheridatis (kerajaan turun temurun). Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Yang menjadi khalifah di dalam Dinasti Umayyahberasal dari dua keluarga, yaitu keluarga Harb dan Abi al-Ash.

C.  Kemajuan dan Ekspansi Dinasti bani umayyah
1.      Kemajuan Dinasti Bani Umayyah
                        Citra Islam sebagai peradaban dunia semakin meluas pada masa kekhalifahan Dinasti Umayyah. Walaupun disadari bahwa naik tahtanya muawwiyah bin abu sofyan sebagai pengganti sayyidina ali adalah sebagai penyimpang dari system kekhalifahan menurut contoh rasulullah SAW. Akan tetapi sejarah mencatat bahwa secara umum peradaban islam semakin luas. Islam terus menerangi daerah-daerah melalui pembebasan dari negeri-negeri dari berbagai kepercayaan yang menyimpang dari kefitnahan manusia. Penyebaran islam ternyata tidak selalu dilakukan dengan jalan peperangan, bahkan kedatangan islam banyak difasilitasi oleh penduduk dan para pemuka agama Kristen yang ingin keluar dari penindasan dan keterbelakangan dari penguasa sebelumnya. (abdul Raup Silahuddin.Membela Islam.Publishing.2006 hal 41)
                        Keberhasilan dinasti umayyah banyak meliputi diberbagai bidang, diantaranya :
-                       Muawiyah mendirikan Dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda dengan peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata.
-                       Lambang kerajaan sebelumnya Al-Khulafaur Rasyidin, tidak pernah membuat lambang Negara baru pada masa Umayyah, menetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya. Lambang itu menjadi ciri khas kerajaan Umayyah.
-                       Arsitektur semacam seni yang permanent pada tahun 691H, Khalifah Abd Al-Malik membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah).
-                       Pembuatan mata uang dijaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan keseluruh penjuru negeri islam.
-                       Pembuatan panti Asuhan untuk anak-anak yatim, panti jompo, juga tempat-tempat untuk orang-orang yang infalid, segala fasilitas disediakan oleh Umayyah.
-                       Pengembangan angkatan laut muawiyah yang terkenal sejak masa Uthman sebagai Amir Al-Bahri, tentu akan mengembangkan idenya dimasa dia berkuasa, sehingga kapal perang waktu itu berjumlah 1700 buah.
Pada masa Umayyah, (Khalifah Abd Al-Malik) juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.
Masih banyak lagi kemajuan yang dicapai pada masa Dinasti Umayyah dan mencapai puncaknya pada zaman al-Walid. Sesudah itu kondisinya menurun sampai akhirnya direbut oleh Bani ‘Abbas pada tahun 750 M.
2.      Ekspansi
            Pada masa Muawiyah, ‘Uqbah ibn Nafi’ menguasai tunis dan di sana dia mendirikan kota Qairawan (670 M) yang kemudian menjadi salah satu kebudayaan Islam. Daerah kekuasaan sampai Oxus dan Afghanistan sampai Kabul dikuasai. Angkatan Lautnya mengadakan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel.
            Ekspansi berikutnya dilakukan ke Timur dan ke Barat. Ekspansi ke Timur dilakukan pada masa ‘Abd al-Malik, yang akhirnya menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farganah, Samarkand, Balukhistan, Sind, Punjab dan Multan.
            Ekspansi ke Barat terjadi dizaman al-Walid. Beberapa tempat yang ditundukkan adalah Marokko dan spanyol. Ekspansi ke Prancis sebenarnya juga dilakukan, akan tetapi upaya ini tidak berhasil.
            Daerah-daerah yang dikuasai Islam pada masa dinasti ini adalah Spanyol, Afrika Utara, Suriah, Palestina, Semenanjung Arab, Irak, sebagian dari Asia kecil, Afghanistan, daerah yang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek dan Kirgizh.
Ekspansi yang dilakukan Dinasti Umayyah telah membuat Islam menjadi Negara besar pada masa itu. Benih-benih kebudayaan dan peradaban Islam muncul sebagai hasil persatuan berbagai bangsa, meski perhatian umayyah lebih memberikan porsi pada kebudayaan Arab. Bukti dari munculnya peradaban Arab tersebut sebagai berikut
a-      Pada masa ‘Abd al-Malik dimulai perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke bahasa Arab. Sampai pada akhirnya Shibawaih menyusun al-Kitab yang selanjutnya dipakai sebagai pegangan dalam tata bahasa Arab.
b-      Perhatian pada syair Arab Jahiliyyah timbul kembali dibarengi dengan munculnya para penyair Arab, diantaranyaQays ibn al-Mulawah.
Mulai terjadi perhatian terhadap tafsir, hadist dan ilmu kalam. Tokoh-tokoh yang muncul pada masa Dinasti Umayyah adalah Hasan al-Bashri, ibn Syihab al-Zuhri dan Wa’il ibn Atha’.



D.  Kemunduran Dinasti Umayyah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid’ah) bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi'ah (para pengikut Abdullah bin Saba’ al-Yahudi) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.

E.  Sumbangan Dinasti Umayyah Untuk Dunia
Memang banyak sumbangan kerajaan ini. Paling utama dalam bidang politik yang melibatkan sistem khalifah, wazarah, urus setia dan hijabah.
            Sistem khalifah merujuk pelantikan khalifah sebagai ketua negara Islam. Wazarah pula merujuk wazir di pusat pentadbiran dan gabenor di peringkat daerah. Sistem urus setia melibatkan pentadbiran rekod dan surat menyurat serta hal-hal ketenteraan, polis dan kehakiman. Hijabah merujuk urusan hal-hal pemeriksaan terhadap orang yang ingin menemui khalifah.
            Kerajaan ini juga menubuhkan banyak jabatan untuk melicinkan tadbirannya seperti Jabatan Cukai, Jabatan Surat Menyurat, Jabatan Urusan Am dan Jabatan Cop Mohor Pemerintah.
           Aspek perundangan melibatkan hakim-hakim menggunakan ijtihad dengan berpandukan Al-Quran dan sunnah untuk menjatuhkan hukuman. Hakim bersikap adil.
           Kerajaan ini mewujudkan sistem pendidikan yang sistematik. Pendidikan bermula daripada peringkat rendah hingga ke peringkat universiti. Universiti Cordova merupakan universiti yang terkenal. Rakyat diberi peluan untuk belajar daripada golongan atasan dan bawahan.
          Wujud juga bahagian penterjemahan di universiti yang membolehkan pelajar-pelajar mempelajari bahasa Yunani terutama pengetahuan yang ditulis dalam bahasa Yunani kerana bahasa ini telah diterjemahkan ke bahasa arab. Ilmu bahasa dan kesusasteraan berkembang pesat.
          Dalam bidang perubatan, doktor-doktor memeprkenalkan disiplin ilmu kimia dengan meluas.Buku al-Feisir, al-Tasrif dan al-Kulliyat telah dihasilkan ketika ini.


[1] Sumber : www.pesantren.net

0 opmerkings:

Plaas 'n opmerking