DINASTI UMAYYAH
Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
“Sejarah Pendidikan Islam”
Oleh :
Muhammad
Badruttamam (D01211061)
Moh.
Fajar Husin (C02209106)
Enik
Nurfiyah
Dosen Pembimbing:
Moh.
Zaky Fuad, M.SI.
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat seluruh dunia Arab tenggelam dalam
arus kebodohan, kedangkalan iman, jauh dari sinaran
tauhid, dan keadaan sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama,
masyarakat Arab sangat rapuh dan memperihatinkan, muncul seorang tokoh besar yang dikemudian hari akan menjadi sosok yang memiliki pengaruh
dan dikagumi yang membawa ajaran baru seperti yang kita
kenal hingga saat ini. Beliau adalah Rasulullah saw
sebagai pembawa risalah Islam yang sampai saat ini masih eksis
dan mendarah daging di sebagian besar masyarakat dunia.
Semenjak munculnya, ajaran Islam yang dibawa
Rasulullah saw. telah banyak memberikan sumbangan kepada
dunia Arab khususnya dan seluruh dunia pada umumnya, baik
semenjak zaman Rasulullah saw sendiri hingga zaman modern saat ini. Dari sejak munculnya hingga saat ini banyak tokoh-tokoh dan
ilmuan muslim yang lahir dan memberikan pengaruh besar
terhadap khazanah keilmuan dan peradaban dunia, terlebih
lagi ketika zaman keemasan Islam.
Saat ini banyak hal yang telah dapat dinikmati
dan kita gunakan dari hasil pemikiran para tokoh-tokoh
muslim terdahulu, baik di bidang kesehatan, politik, sosial,
budaya, keilmuan dan lain sebagainya. Hasil pemikiran mereka tidak kalah
dengan apa yang dihasilkan oleh para pemikir-pemikir barat,
bahkan banyak ilmuan-ilmuan barat yang justru mengambil
hasil fikiran para pemikir-pemikir muslim dan dianggap
menjadi hasil produk pemikiran mereka.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asal Usul Dinasti Umayyah
Bani Umayyah (bahasa
Arab: بنو
أمية, Banu Umayyah) atau Kekhalifahan
Umayyah, adalah kekhalifahan Islam
pertama setelah masa Khulafaur
Rasyidin yang memerintah dari 661
sampai 750 di Jazirah
Arab dan sekitarnya; serta dari 756
sampai 1031 di Kordoba, Spanyol.
Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah
bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari
khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah
bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut
juga dengan Muawiyah I.
Muawiyah I Ini adalah periode pemerintahan Islam di bawah kekuasaan Keluarga
Umayah. Para ahli sejarah menunjuk kekuasaan ini berawal pada tahun 40 Hijriah
atau 661 Masehi. Pendiri dinasti ini adalah Muawiyah anak Abu Sofyan. Abu
Sofyan adalah pemimpin Mekah yang menentang Rasul. Ia masuk Islam setelah kota
Mekah ditaklukkan oleh pasukan Islam dari Madinah.
Muawiyah semula adalah Gubernur Syria
berkedudukan di Damaskus. Ia memberontak pada Khalifah Ali bin Abu Thalib,
sampai Ali wafat dibunuh orang Khawarij. Pengikut Ali kemudian mengangkat Hasan
-anak Ali-sebagai khalifah baru. Namun Hasan, yang tak ingin konflik, lalu
mengikat perjanjian damai dengan Muawiyah. Jadilah Muawiyah penguasa tunggal
masyarakat muslim waktu itu.
Muawiyah memindah ibukota negara dari Madinah
ke Damaskus. Ia juga mengganti sistem pemerintahan. Hingga masa Ali, pemimpin
negara berlaku sebagai seorang biasa. Tinggal di rumah sederhana, menjadi imam
masjid, dan memenuhi kebutuhan sendiri secara biasa. Muawiyah meniru sistem
kerajaan untuk dirinya. Ia hidup bagai raja -dalam benteng, bergelimang
kemewahan, bepengawalan lengkap dengan kekuasaan mutlak. Untuk jabatannya, ia
menyebut diri sebagai “khalifatullah” (“wakil” Allah di bumi) -istilah yang
banyak dipakai para sultan kemudian.
Banyak yang diperbuat oleh Dinasti Umayah.
Antara lain dengan membangun dinas pos -termasuk penyediaan kuda dan
perlengkapannya. Mereka juga mengangkat Qadi atau hakim sebagai profesi.
Khalifah Abdul Malik mencetak uang sendiri dengan menggunakan tulisan Arab
sebagai pengganti uang Byzantium dan Persia. Administrasi pemerintahan
dibenahi. Bahasa Arab ditetapkan sebagai bahasa resmi pemerintahan.
Langkah ini dilanjutkan oleh anak Abdul Malik,
Walid (705-715 Masehi). Ia membangun panti-panti asuhan untuk orang-orang
cacat. Pekerja untuk rumah-rumah tersebut dibayarnya sebagai pegawai. Walid
juga membangun infrastruktur berupa jalan-jalan raya yang menghubungkan antar
wilayah. Selain itu ia juga membangun gedung-gedung pemerintah, masjid-masjid,
bahkan juga pabrik. Di masanya, masyarakat mencapai puncak kemakmurannya.[1]
B.
Sistem Pemerintahan
Pada masa Dinasti Bani Umayyah,
selain ekspansi kekuasaan Islam juga timbul benih-benih kebudayaan dan
peradaban Islam yang memberikan kredit terhadap kejayan Islam berikutnya :
1- Khalifah
Khalifah-khalifah besar pada Dinasti
Umayyah adalah Muawiyah ibn Abi Sufyan (661-680 M), Abd Malik al-Marwan
(685-705 M), al-Walid ibn Abdul Malik (705-715 M), Umar bin Abdul al-Aziz
(717-720 M) dan Hisyam ibn Abd al-Malik (724-742 M)
Memasuki masa kekuasaan
Mu’awiyyah yang terjadi awal kekuasaan Umayyah. Pemerintahan yang bersifat
demokratisberubah menjadi Monarchiheridatis
(kerajaan turun temurun). Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90
tahun. Yang menjadi khalifah di dalam Dinasti Umayyahberasal dari dua keluarga,
yaitu keluarga Harb dan Abi al-Ash.
C.
Kemajuan dan Ekspansi Dinasti bani umayyah
1. Kemajuan Dinasti Bani Umayyah
Citra Islam sebagai peradaban dunia
semakin meluas pada masa kekhalifahan Dinasti Umayyah. Walaupun disadari bahwa
naik tahtanya muawwiyah bin abu sofyan sebagai pengganti sayyidina ali adalah
sebagai penyimpang dari system kekhalifahan menurut contoh rasulullah SAW. Akan
tetapi sejarah mencatat bahwa secara umum peradaban islam semakin luas. Islam
terus menerangi daerah-daerah melalui pembebasan dari negeri-negeri dari
berbagai kepercayaan yang menyimpang dari kefitnahan manusia. Penyebaran islam
ternyata tidak selalu dilakukan dengan jalan peperangan, bahkan kedatangan
islam banyak difasilitasi oleh penduduk dan para pemuka agama Kristen yang
ingin keluar dari penindasan dan keterbelakangan dari penguasa sebelumnya.
(abdul Raup Silahuddin.Membela Islam.Publishing.2006 hal 41)
Keberhasilan dinasti umayyah banyak
meliputi diberbagai bidang, diantaranya :
- Muawiyah mendirikan Dinas
pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda dengan peralatannya
disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata.
- Lambang kerajaan
sebelumnya Al-Khulafaur Rasyidin, tidak pernah membuat lambang Negara baru pada
masa Umayyah, menetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya. Lambang itu
menjadi ciri khas kerajaan Umayyah.
- Arsitektur semacam seni
yang permanent pada tahun 691H, Khalifah Abd Al-Malik membangun sebuah kubah
yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame Of The Rock”
(Gubah As-Sakharah).
- Pembuatan mata uang
dijaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan keseluruh penjuru negeri
islam.
- Pembuatan panti Asuhan
untuk anak-anak yatim, panti jompo, juga tempat-tempat untuk orang-orang yang
infalid, segala fasilitas disediakan oleh Umayyah.
- Pengembangan angkatan laut
muawiyah yang terkenal sejak masa Uthman sebagai Amir Al-Bahri, tentu akan
mengembangkan idenya dimasa dia berkuasa, sehingga kapal perang waktu itu
berjumlah 1700 buah.
Pada masa
Umayyah, (Khalifah Abd Al-Malik) juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan
administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa arab sebagai bahasa resmi
administrasi pemerintahan Islam.
Masih banyak
lagi kemajuan yang dicapai pada masa Dinasti Umayyah dan mencapai puncaknya
pada zaman al-Walid. Sesudah itu kondisinya menurun sampai akhirnya direbut
oleh Bani ‘Abbas pada tahun 750 M.
2. Ekspansi
Pada masa Muawiyah, ‘Uqbah ibn
Nafi’ menguasai tunis dan di sana dia mendirikan kota Qairawan (670 M) yang
kemudian menjadi salah satu kebudayaan Islam. Daerah kekuasaan sampai Oxus dan
Afghanistan sampai Kabul dikuasai. Angkatan Lautnya mengadakan
serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel.
Ekspansi berikutnya dilakukan ke
Timur dan ke Barat. Ekspansi ke Timur dilakukan pada masa ‘Abd al-Malik, yang
akhirnya menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farganah, Samarkand,
Balukhistan, Sind, Punjab dan Multan.
Ekspansi ke Barat terjadi dizaman
al-Walid. Beberapa tempat yang ditundukkan adalah Marokko dan spanyol. Ekspansi
ke Prancis sebenarnya juga dilakukan, akan tetapi upaya ini tidak berhasil.
Daerah-daerah yang dikuasai Islam
pada masa dinasti ini adalah Spanyol, Afrika Utara, Suriah, Palestina,
Semenanjung Arab, Irak, sebagian dari Asia kecil, Afghanistan, daerah yang
disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek dan Kirgizh.
Ekspansi
yang dilakukan Dinasti Umayyah telah membuat Islam menjadi Negara besar pada
masa itu. Benih-benih kebudayaan dan peradaban Islam muncul sebagai hasil
persatuan berbagai bangsa, meski perhatian umayyah lebih memberikan porsi pada
kebudayaan Arab. Bukti dari munculnya peradaban Arab tersebut sebagai berikut
a- Pada masa ‘Abd al-Malik dimulai
perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke bahasa
Arab. Sampai pada akhirnya Shibawaih menyusun al-Kitab yang selanjutnya dipakai
sebagai pegangan dalam tata bahasa Arab.
b- Perhatian pada syair Arab Jahiliyyah
timbul kembali dibarengi dengan munculnya para penyair Arab, diantaranyaQays
ibn al-Mulawah.
Mulai
terjadi perhatian terhadap tafsir, hadist dan ilmu kalam. Tokoh-tokoh yang
muncul pada masa Dinasti Umayyah adalah Hasan al-Bashri, ibn Syihab al-Zuhri
dan Wa’il ibn Atha’.
D.
Kemunduran Dinasti Umayyah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah
lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
1. Sistem
pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid’ah)
bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak
jelas. Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya
persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
2. Latar belakang
terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik
politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi'ah (para pengikut Abdullah bin Saba’ al-Yahudi) dan Khawarij terus menjadi
gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun
secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah.
Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
3. Pada masa
kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia
Selatan (Bani Kalb) yang sudah
ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini
mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang
persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non Arab), terutama di Irak
dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu
inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani
Umayyah.
4. Lemahnya
pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di
lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat
kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama banyak
yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat
kurang.
5. Penyebab
langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan
baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib. Gerakan ini
mendapat dukungan penuh dari Bani
Hasyim dan kaum
mawali yang merasa dikelas duakan oleh
pemerintahan Bani Umayyah.
E.
Sumbangan Dinasti Umayyah Untuk Dunia
Memang banyak
sumbangan kerajaan ini. Paling utama dalam bidang politik yang melibatkan
sistem khalifah, wazarah, urus setia dan hijabah.
Sistem khalifah merujuk pelantikan khalifah sebagai ketua negara Islam. Wazarah pula merujuk wazir di pusat pentadbiran dan gabenor di peringkat daerah. Sistem urus setia melibatkan pentadbiran rekod dan surat menyurat serta hal-hal ketenteraan, polis dan kehakiman. Hijabah merujuk urusan hal-hal pemeriksaan terhadap orang yang ingin menemui khalifah.
Kerajaan ini juga menubuhkan banyak jabatan untuk melicinkan tadbirannya seperti Jabatan Cukai, Jabatan Surat Menyurat, Jabatan Urusan Am dan Jabatan Cop Mohor Pemerintah.
Aspek perundangan melibatkan hakim-hakim menggunakan ijtihad dengan berpandukan Al-Quran dan sunnah untuk menjatuhkan hukuman. Hakim bersikap adil.
Kerajaan ini mewujudkan sistem pendidikan yang sistematik. Pendidikan bermula daripada peringkat rendah hingga ke peringkat universiti. Universiti Cordova merupakan universiti yang terkenal. Rakyat diberi peluan untuk belajar daripada golongan atasan dan bawahan.
Wujud juga bahagian penterjemahan di universiti yang membolehkan pelajar-pelajar mempelajari bahasa Yunani terutama pengetahuan yang ditulis dalam bahasa Yunani kerana bahasa ini telah diterjemahkan ke bahasa arab. Ilmu bahasa dan kesusasteraan berkembang pesat.
Dalam bidang perubatan, doktor-doktor memeprkenalkan disiplin ilmu kimia dengan meluas.Buku al-Feisir, al-Tasrif dan al-Kulliyat telah dihasilkan ketika ini.
Sistem khalifah merujuk pelantikan khalifah sebagai ketua negara Islam. Wazarah pula merujuk wazir di pusat pentadbiran dan gabenor di peringkat daerah. Sistem urus setia melibatkan pentadbiran rekod dan surat menyurat serta hal-hal ketenteraan, polis dan kehakiman. Hijabah merujuk urusan hal-hal pemeriksaan terhadap orang yang ingin menemui khalifah.
Kerajaan ini juga menubuhkan banyak jabatan untuk melicinkan tadbirannya seperti Jabatan Cukai, Jabatan Surat Menyurat, Jabatan Urusan Am dan Jabatan Cop Mohor Pemerintah.
Aspek perundangan melibatkan hakim-hakim menggunakan ijtihad dengan berpandukan Al-Quran dan sunnah untuk menjatuhkan hukuman. Hakim bersikap adil.
Kerajaan ini mewujudkan sistem pendidikan yang sistematik. Pendidikan bermula daripada peringkat rendah hingga ke peringkat universiti. Universiti Cordova merupakan universiti yang terkenal. Rakyat diberi peluan untuk belajar daripada golongan atasan dan bawahan.
Wujud juga bahagian penterjemahan di universiti yang membolehkan pelajar-pelajar mempelajari bahasa Yunani terutama pengetahuan yang ditulis dalam bahasa Yunani kerana bahasa ini telah diterjemahkan ke bahasa arab. Ilmu bahasa dan kesusasteraan berkembang pesat.
Dalam bidang perubatan, doktor-doktor memeprkenalkan disiplin ilmu kimia dengan meluas.Buku al-Feisir, al-Tasrif dan al-Kulliyat telah dihasilkan ketika ini.
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking